"Kita diajarkan cinta kematian, bagai musuh kita cinta kehidupan..."
Hati umpama gelas tipis. Digenggam kuat, ia berkecai. Digenggam lewa, ia jatuh berderai. Dibiar alpa, ia menghitam. Ditakung air yang tak bergerak, ia mengarat dan berkeladak.
Sensitif. Itulah sifatnya. Jika tersentuh, bakal merubah bahkan seluruh isi dunia. Namun jika tidak pernah ditembusi cahaya penerang zulumat, alangkah rugi. Manusia yg hatinya mati itu tak ubah seperti boneka-boneka. Berjalan atas dunia hanya sekadar jadi hamba nafsu dan syaitan. Jahil tanpa pedoman, tak ubah seperti binatang ternak.
"Jangan jadi lembu," kata tulisan yang saya baca atas lukisan kartun lembu itu. Ironi. Tapi menyentuh hati. Hmm. Kenapalah susah menjaga hati? Zikrul maut, itu ubat menjaga hati. Betapa indahnya mencintai mati... Tuhan, kurniakan kami cinta itu. Cinta mati itu.
Cahaya iman yang terang menyuluh hati kita akan menyuluh hati mereka. Terima kasih adik, atas kata-kata ini.
Hati umpama gelas tipis. Digenggam kuat, ia berkecai. Digenggam lewa, ia jatuh berderai. Dibiar alpa, ia menghitam. Ditakung air yang tak bergerak, ia mengarat dan berkeladak.
Sensitif. Itulah sifatnya. Jika tersentuh, bakal merubah bahkan seluruh isi dunia. Namun jika tidak pernah ditembusi cahaya penerang zulumat, alangkah rugi. Manusia yg hatinya mati itu tak ubah seperti boneka-boneka. Berjalan atas dunia hanya sekadar jadi hamba nafsu dan syaitan. Jahil tanpa pedoman, tak ubah seperti binatang ternak.
"Jangan jadi lembu," kata tulisan yang saya baca atas lukisan kartun lembu itu. Ironi. Tapi menyentuh hati. Hmm. Kenapalah susah menjaga hati? Zikrul maut, itu ubat menjaga hati. Betapa indahnya mencintai mati... Tuhan, kurniakan kami cinta itu. Cinta mati itu.
Cahaya iman yang terang menyuluh hati kita akan menyuluh hati mereka. Terima kasih adik, atas kata-kata ini.